Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Laut
Lambang TNI-AL |
TNI Angkatan Laut dibentuk pada tanggal 10 September 1945 yang pada saat
dibentuknya bernama Badan Keamanan
Rakyat (BKR Laut) yang merupakan bagian dari Badan Keamanan
Rakyat.
TNI Angkatan Laut dipimpin oleh seorang Kepala Staf
Angkatan Laut (KASAL) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas
Besar Angkatan Laut (MABESAL). KASAL saat ini dijabat oleh Laksamana TNI Marsetio.
Kekuatan TNI-AL saat ini terbagi dalam 2 armada, Armada
Barat yang berpusat di Tanjung Priok, Jakarta dan Armada
Timur yang berpusat di Tanjung Perak, Surabaya, serta satu Komando
Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Selain itu juga membawahi Korps Marinir.
Sejarah
TNI-AL
KRI Irian, kapal kelas penjelajah
yang pernah dimiliki TNI AL berbobot mati 16.640 ton. Digunakan selama operasi
Trikora melawan Belanda. Hingga kini Indonesialah satu-satunya negara di Asia
Tenggara yang pernah mengoperasikan kelas penjelajah
Sejarah TNI-AL dimulai tanggal 10 September 1945,
setelah masa awal diproklamasikannya kemerdekaan negara Indonesia, administrasi pemerintah awal
Indonesia mendirikan Badan Keamanan
Rakyat Laut (BKR Laut). BKR Laut dipelopori oleh
pelaut-pelaut veteran Indonesia yang pernah bertugas di jajaranKoninklijke Marine (Angkatan
Laut Kerajaan Belanda)
di masa penjajahan
Belanda dan Kaigun di masa pendudukan
Jepang.
Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan
Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut yang selanjutnya
lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala
kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya. Sejumlah Pangkalan Angkatan Lautterbentuk,
kapal-kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan, dan personel
pengawaknya pun direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut
Republik yang baru terbentuk itu. Kekuatan yang sederhana tidak menyurutkan
ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam rangka menyebarluaskan berita
proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai tempat di Indonesia.
Disamping itu mereka juga melakukan pelayaran penerobosan blokade laut Belanda dalam rangka
mendapatkan bantuan dari luar negeri.
Selama 1949-1959 ALRI
berhasil menyempurnakan kekuatan dan meningkatkan kemampuannya. Di bidang
Organisasi ALRI membentuk Armada, Korps Mariniryang saat itu disebut sebagai Korps
Komando Angkatan Laut (KKO-AL), Penerbangan
Angkatan Laut dan sejumlah Komando Daerah Maritim sebagai
komando pertahanan kewilayahan aspek laut.
Pada 1990-an TNI AL mendapatkan tambahan kekuatan
berupa kapal-kapal perang jenis korvet kelas Parchim, kapal pendarat tank (LST)
kelas 'Frosch', dan Penyapu Ranjau kelas Kondor. Penambahan kekuatan ini
dinilai masih jauh dari kebutuhan dan tuntutan tugas, lebih-lebih pada masa
krisis multidimensional ini yang menuntut peningkatan operasi namun perolehan dukungannya
sangat terbatas. Reformasi internal di tubuh TNI membawa pengaruh besar pada
tuntutan penajaman tugas TNI AL dalam bidang pertahanan dan keamanan di laut
seperti reorganisasi dan validasi Armada yang tersusun dalam flotila-flotila
kapal perang sesuai dengan kesamaan fungsinya dan pemekaran organisasi Korps
Marinir dengan pembentukan satuan setingkat divisi Pasukan Marinir-I di Surabayadan setingkat Brigade berdiri
sendiri di Jakarta.
Tugas TNI
Angkatan Laut
Sesuai Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI Pasal
9, Angkatan Laut bertugas:
1.
melaksanakan
tugas TNI matra laut di bidang pertahanan;
2.
menegakkan
hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi
nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum
internasional yang telah diratifikasi;
3.
melaksanakan
tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar
negeri yang ditetapkan oleh pemerintah;
4.
melaksanakan
tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut;
5.
melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan laut.
Organisasi
TNI-AL berada di bawah Markas
Besar TNI. Perwira tersenior Angkatan Laut, Kepala
Staf TNI Angkatan Laut, adalah perwira tinggi berbintang empat
dengan pangkat Laksamana mengepalai
Angkatan Laut di bawah Panglima TNI.
Kepala staf
Jabatan tertinggi di TNI Angkatan Laut adalah Kepala Staf TNI Angkatan
Laut, yang biasanya dijabat oleh Laksamana berbintang empat. Saat ini TNI
Angkatan Laut dipimpin oleh Laksamana TNI Marsetio
Pangkat
Di TNI Angkatan Laut, sebagaimana di kecabangan lainnya,
kepangkatan terdiri dari Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di Angkatan
Laut adalah Laksamana Besardengan
bintang lima. Sampai saat ini belum ada seorangpun perwira TNI Angkatan Laut yang
dianugerahi pangkat tersebut.
Komando
Armada Barat
Komando Armada RI Kawasan Barat atau disingkat Koarmabar adalah
salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas
besar di Jl Gunung Sahari Jakarta Pusat, sedangkan Pangkalannya berada di Tanjung Priok, Jakarta. Panglima Koarmabar yang sekarang
menjabat adalah Laksamana Muda TNI Arief Rudianto menggantikan Laksamana Muda
TNI Sadiman ,S.E.[5] Laksamana Muda TNI Laksamana
Muda TNI Arief Rudianto secara resmi menjabat Panglima Komado Armada RI Kawasan
Barat (Pangarmabar) setelah dikukuhkan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal)
Laksamana TNI Marsetio, M.M. dalam suatu upacara serah terima jabatan di di
Auditorium O.B. Syaaf, Koarmabar Jl. Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat, Kamis
24 Januari 2013. Laksamana Muda TNI Laksda TNI Sadiman, S.E., yang akan
menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli (Koorsahli Kasal).[6]
Komando
Armada Timur
Komando Armada RI Kawasan Timur atau disingkat Koarmatim adalah
salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas
besar di Surabaya, Jawa Timur. Panglima Koarmatim yang
sekarang menjabat adalah Laksamana Muda TNI Drs. Agung Pramono,S.H. M.Hum. Ia
menggantikan Laksamana Muda TNI Ade Supandi,S.E.
Komando
Lintas Laut Militer
Komando Lintas Laut Militer atau disingkat Kolinlamil adalah
salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas
besar di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kolinlamil dibentuk sejak tanggal 1 Juli 1961 dengan
nama Djawatan Angkutan Laut Militer (DALMIL). Panglima
Kolinlamil yang sekarang menjabat adalah Laksda TNI S.M. Darojatim Kolinlamil
adalah Komando Utama (Kotama) Pembinaan dan Operasional. Dalam bidang pembinaan
Kolinlamil berkedudukan langsung di bawah KASAL,
sedangkan dalam bidang operasional berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI.
Korps
Marinir
Korps Marinir Republik Indonesia merupakan kekuatan pemukul dan pendarat
TNI-AL. Secara garis besar Korps Marinir bertugas merebut kedudukan pantai
musuh, mengamankan obyek fital TNI-AL dan melaksanakan tugas-tugas pertahanan
negara lainnya.
Berdasarkan rencana pengembangan kekuatan TNI-AL yang baru saja disusun
untuk jangka waktu 2005-2024, kekuatan Korps Marinir (Kormar) akan ditingkatkan
baik dari segi struktur maupun kekuatan fisik. Saat ini jumlah personel marinir
sekitar 17.000 orang, sehingga menimbulkan gurauan di kalangan militer sendiri
bahwa dengan jumlah pulau di Indonesia yang juga lebih kurang 17.000 buah, maka
tiap personel marinir bertugas mengamankan satu pulau. Jumlah ini pada masa
depan akan ditingkatkan hingga 60.000 personel.
Dalam rencana pengembangan, akan ada tiga pasukan marinir (Pasmar), yaitu
kesatuan induk yang melekat di tiap komando wilayah laut (Kowilla), 2 brigade
marinir berdiri sendiri, 1 komando latihan marinir dan 5 pangkalan marinir
ditambah 11 batalyon marinir pertahanan pangkalan. Dankormar saat ini dijabat
oleh Mayjen TNI Mar A. Faridz Washington.
Komando
Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut
Kobangdikal merupakan
salah satu komando utama di jajaran TNI Angkatan Laut. Sejak 12 Mei 2007,
berubah namanya dari Komando Pendidikan Angkatan Laut (Kodikal) menjadi
Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal). Saat
ini Dankobangdikal dijabat oleh Laksda TNI Djoko Teguh Wahojo.
Akademi
Angkatan Laut[
Akademi Angkatan Laut (disingkat AAL) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Laut di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Akademi Angkatan Laut mencetak perwira TNI Angkatan Laut. Secara
organisasi, Akademi Angkatan Laut berada di dalam struktur organisasi TNI
Angkatan Laut, yang dipimpin oleh seorang Gubernur Akademi Angkatan Laut.
Gubernur AAL saat ini dijabat oleh Laksda TNI Herry Setianegara, S.sos, S.H,
M.M lulusan AAL angkatan 29 tahun 1983 dan Wakil Gubernur AAL Laksma TNI Achmad
Taufiqoerohman, M,S.E lulusan AAL 31 tahun 1985.
Sekolah Staf
dan Komando Angkatan Laut
Seskoal adalah lembaga pendidikan pengembangan umum tertinggi di lingkungan
TNI Angkatan Laut. Saat ini Komandan Seskoal adalah Laksda TNI Arief Rudianto,
SE dan Wakil Komandan Seskoal adalah Laksma TNI
Kekuatan
Nama kapal yang dimiliki TNI-AL selalu dimulai dengan KRI,
singkatan dari Kapal Perang Republik Indonesia. Selain itu juga ada
kapal yang diawali denganKAL, singkatan dari Kapal Angkatan Laut.
Suatu sistem penomoran diadopsi guna membedakan tiap Kapal. Nama kapal
bervariasi, mulai dari nama Pahlawan, Teluk, hingga binatang.
Setiap kapal dipersenjatai dengan salah satu atau lebih dari berbagai macam
persenjataan yang tersedia menurut kelasnya, mulai dari senapan mesin 12,7mm,
kanon, meriam hingga peluru kendali.
Saat ini TNI AL memiliki sekitar 68.800 prajurit, termasuk di dalamnya
18.500 personel marinir dan 1.090 penerbangan/personel udara AL. Kekuatan TNI
AL secara garis besar sebagai berikut:
Kapal perang
Kapal Republik Indonesia (KRI) berjumlah 132 kapal, KRI, dibagi menjadi
tiga kelompok kekuatan:
1.
Kekuatan
Pemukul (Striking Force) terdiri dari 40 KRI yang memiliki persenjataan
strategis:
1.
2 kapal selam kelas Cakra.
3.
3 Fregat
kelas Fatahillah
4.
1 Fregat
kelas Ki Hajar Dewantara
5.
4 Korvet
kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach)
7.
2 Kapal
cepat rudal (KCR) kelas Clurit
8.
4 kapal
cepat rudal (KCR) kelas Mandau.
9.
2 kapal
cepat torpedo (KCT) kelas Ajak.
10.2 kapal (hibah dari Brunei) kelas
Salawaku
11.2 buru ranjau (BR) kelas Pulau
Rengat.
2.
Kekuatan
Patroli (Patrolling Force) berjumlah 50 KRI.
1.
10 kapal FPB
buatan PT. PAL kelas Pandrong, 5 diantaranya yang bertipe Nav-5 sudah
dipersenjatai dengan rudal
2.
1 Kapal
cepat buatan Fasharkan TNI AL 40 meter kelas Krait
3.
2 Kapal
cepat buatan Fasharkan 40 meter kelas Tarihu
4.
25 kapal
Fiber buatan Fasharkan TNI AL kelas Boa
5.
15 kapal PC
kelas Sibarau
3.
Kekuatan
Pendukung (Supporting Force) berjumlah 48 KRI, terdiri dari:
1.
7 angkut
tank (AT) kelas Teluk Langsa
2.
4 angkut
tank (LST) kelas Teluk Semangka
3.
2 angkut
tank (LSTM) kelas Teluk Banten
4.
14 angkut
tank (AT) Kelas Frosch
5.
2 angkut
tank kelas NSU dan KPG
6.
4 Landing
Platform Dock (LPD) Kelas Makassar
7.
1 markas
(MA) kelas Multatuli
8.
6 penyapu
ranjau (PR) kelas kondor
9.
5 bantuan
cair minyak (BCM): ARN, SRG, SGG, SMB,BPP
10.1 Bantuan Rumah Sakit (BRS) Kelas
dr. Suharso
11.2 bantu tunda (BTD)Kelas Soputan
12.4 bantu umum (BU): KMT, MTW, NTU,
WGO
13.1 bantu angkut personel (BAP) kelas
Tanjung Kambani
14.2 bantu angkut personel (BAP) kelas
Tanjung Nusanive
15.3 bantu hidrooseanografi (BHO) kelas
Pulau Rondo
16.1 bantu hidrooseanografi (BHO) kelas
Dewa Kembar
17.2 kapal latih.
TNI AL sudah mempunyai 4 kapal LPD. Kapal multipurpose ini 2 unit dibuat di
Korea Selatan (KRI MKS dan KRI SBY) dan 2 unit dikerjakan oleh PT. PAL (KRI BAC
DAN KRI BJN)
Kapal
patroli pendukung
Kapal Angkatan Laut (KAL) adalah kapal patroli yang berfungsi untuk mendukung
Pangkalan TNI AL (Lanal) dalam melaksanakan tugas-tugas patroli keamanan laut
dan tugas-tugas dukungan lainnya.
Pesawat
udara
Pesawat udara berjumlah 82 unit, terdiri dari 52 sayap tetap dan 30 sayap
putar.
Pasukan
pendarat
Peralatan tempur Korps Marinir sejumlah
437 kendaraan tempur (ranpur), tetapi 307 ranpur berusia di atas 30 tahun, 37
ranpur berusia 21-30 tahun, sisanya 103 ranpur berusia 1-10 tahun.
Kekuatan marinir indonesia saat dibagi dalam 2 Pasmar (Surabaya dan
Jakarta) membawahi Brigif, Menbanpur, Menart, Menkav, Lanmar dsb.
Pangkalan
Utama Angkatan Laut
Penomoran lantamal diubah menjadi berurutan dari Lantamal I sampai XI
sesuai lokasi dari barat ke timur pada 1 Agustus 2006 seiring
dengan peresmian Pangkalan Angkatan laut (Lanal) Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatera Barat menjadi Pangkalan Utama
Angkalan Laut (Lantamal) II.
Kekuatan TNI Angkatan Laut tersebar di beberapa Pangkalan Utama Angkatan
Laut (Lantamal) yang berada di bawah dua komando utama armada yaitu:
1.
Pangkalan
Utama I (Lantamal I) di Belawan, membawahi
Pangkalan Angkatan Laut, meliputi Sabang, dan Dumai, Lhokseumawe, Tanjung Balai Asahan dan
Simeulue. Satu Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Sabang, dan dua
fasilitas pemeliharaan dan perbaikan (Fasharkan) di Sabang, Belawan. Lantamal
ini rencananya akan dipindahkan keLhokseumawe, Aceh.
Saat ini Danlantamal I dijabat oleh Laksma TNI Didik Wahyudi, S.E
2.
Pangkalan
Utama II (Lantamal
II) di Padang membawahi
Lanal Sibolga, Gunungsitoli (rencana), Mentawai (rencana),
dan Bengkulu.
Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal II merupakan sebutan untuk Lantamal III
Jakarta. Saat ini Danlantamal II dijabat oleh Brigjen TNI Mar Gatot Subroto
3.
Pangkalan
Utama III (Lantamal III) di Jakarta, membawahi 6
Pangkalan Angkatan Laut, meliputi Palembang, Cirebon, Panjang, Banten, Bandung, dan Bangka
Belitung. Selain itu, memiliki satu fasilitas pemeliharaan dan
perbaikan di Pondok Dayung, Jakarta. Fasharkan Pondok Dayung ini sekarang
memiliki kemampuan membuat kapal patroli jenis KAL ukuran 28-35 meter. Satu
Lanudal di Pondok Cabe jakarta Selatan. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal III
merupakan sebutan untuk Lantamal V Surabaya. Saat ini Danlantamal III dijabat
oleh Brigjen TNI Mar Ikin Sodikin
4.
Pangkalan
Utama IV (Lantamal IV) di Tanjungpinang membawahi
6 Pangkalan Angkatan Laut, yaitu Batam, Pontianak, Tarempa, Ranai, Tanjung Balai
Karimun, dan Dabo Singkep. Lantamal Tanjung Pinang memiliki satu fasilitas
pemeliharaan dan perbaikan (Fasharkan) di Mentigi yang punya kemampuan membuat
kapal patroli (KAL) 12, 28, dan 35 meter. Di samping itu, memiliki 2 Pangkalan
Udara Angkatan Laut (Lanudal) berada di Matak, Kepulauan Natuna, dan di
Tanjungpinang/Kijang. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal IV merupakan sebutan
untuk Lantamal VI Makassar. Saat ini
Danlantamal IV dijabat oleh Laksma TNI Agus Heryana
1.
Pangkalan
Utama V (Lantamal V) di Surabaya membawahi tujuh Pangkalan
Angkatan Laut satu Denal, meliputi Tegal, Cilacap, Semarang, Denal
Yogyakarta, Malang, Banyuwangi, Denpasar dan Batuporon .
Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal V merupakan sebutan untuk Lantamal X Jayapura.Membawahi Lanudal Juanda dan
Fasharkan Surabaya. Saat ini Danlantamal V dijabat oleh Laksma TNI Sumadi
2.
Pangkalan
Utama VI (Lantamal VI) di Makassar, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Kendari, Palu, Balikpapan, Kotabaru,
dan Banjarmasin. Sebelum 1 Agustus 2006,
Lantamal VI merupakan sebutan untuk Lantamal VIII Bitung.Membawahi Fasharkan Makasssar. Saat
ini Danlantamal VI dijabat oleh Brigjen TNI Mar M. Suwandi Tahir
3.
Pangkalan
Utama VII (Lantamal VII) di Kupang, Nusa Tenggara Timur,
membawahi Pangkalan Angkatan Laut Mataram, Maumere, Kupang, Tual, dan Aru.
Memiliki 1 Pangkalan Udara, di Kupang. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal VII
merupakan sebutan untuk Lantamal IV Tanjungpinang.
Saat ini Danlantamal VII dijabat oleh Laksma TNI Karma Suta
4.
Pangkalan
Utama VIII (Mako Lantamal VIII) di Manado, Sulawesi Utara, membawahi Pangkalan
Angkatan Laut Tarakan,
Nunukan, Tahuna, Toli-Toli dan Gorontalo serta satu Pangkalan Udara
Angkatan Laut di Manado. Lantamal VIII sebelum 1 Agustus 2006, merupakan
sebutan untuk Lantamal IX Ambon.Saat ini Danlantamal VIII dijabat oleh Laksma
TNI Guguk Handayani
5.
Pangkalan
Utama IX (Lantamal IX) di Ambon membawahi
Pangkalan Angkatan Laut Ternate, Saumlaki , Morotai dan Fasharkan Ambon.
Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal IX merupakan sebutan untuk Lantamal VII
Kupang.Saat ini Danlantamal IX dijabat oleh Laksma TNI Aan Kurnia
6.
Pangkalan
Utama X (Lantamal X) di Jayapura, membawahi Pangkalan Angkatan Laut
Sorong, Biak,Lanudal Biak serta satu Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan di
Manokwari yang mampu memproduksi KAL 12 dan 28 meter.Saat ini Danlantamal X
dijabat oleh Laksma TNI FX. Agus Susilo
7.
Pangkalan
Utama XI (Lantamal XI) di Merauke, Papua membawahi
Pangkalan Angkatan Laut Timika dan Aru serta Lanudal Aru.Saat ini Danlantamal
XI dijabat oleh Brigjen TNI Mar Heri Setiadi
Rencana ke
depan
Berdasarkan rencana pengembangan kekuatan periode 2005-2024, struktur
operasional TNI-AL akan diubah di mana dua komando armada yang ada sekarang
(Komando Armada Kawasan Barat dan Komando Armada Kawasan Timur) akan dilebur
menjadi satu armada yang dipimpin laksamana berbintang tiga yang
bermarkas di Surabaya .
Armada ini akan membawahi tiga komando wilayah laut (Kowilla) yaitu Kowilla
Barat dengan markas direncanakan di Tanjungpinang, Riau, Kowilla Tengah dengan
markas di Makassar dan Kowilla Timur dengan
markas di Sorong. Pembagian komando operasional ini
didasarkan pada karakteristik perairan yang membutuhkan pola operasi dan
perangkat yang berbeda serta untuk memudahkan pergeseran pasukan atau logistik.
Marinir juga akan dimekarkan dengan Dankormar yang dipimpin Pati
berbintang tiga dengan penambahan satu Pasmar yaitu Pasmar III
yang akan bermarkas di Sorong
Proyek-proyek ke depan antara lain pembangunan 3 kapal selam jenis
Changbogo Class (Lisensi Tipe 209 Jerman) yang akan selesai pada 2015,
pembangunan 1 Fregat Sigma 10514 yang dijadwalkan akan selesai pada 2017,
pembelian 3 MRLF (Multi Role Light Frigate) Nakhoda Ragam Class buatan BAE
Inggris yang akan diterima tahun 2013 (tahap I), pengembangan armada KCR-40
kelas Clurit hingga 2014 sebanyak 8 buah, pembelian 3 KCR Stealth kelas
klewang, pembelian 3 FPB-60 dari PT PAL (kontrak sudah ditandatangani),
pembelian 11 helikopter anti permukaan dan anti kapal selam (AKS) dan pembelian
5 CN-235 MPA (sedang tahap pembangunan di PT DI).
Kekuatan
lain
Puspenerbal
Puspenerbal atau
Pusat Penerbangan TNI AL merupakan bagian dari TNI-AL yang bertugas menyediakan
fungsi penerbangan bagi operasi-operasi Angkatan Laut. Pupernerbal didirikan
pada tahun 1956. Puspenerbal dibentuk sebagai
sentralisasi pembinaan penerbangan TNI AL dalam suatu wadah, sehingga akan
lebih menguntungkan dalam pengawasan dan pengendaliannya.
Komando
Pasukan Katak
Komando Pasukan Katak (disingkat Kopaska) adalah pasukan khusus dari TNI
Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan
Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi".
Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh
Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam
masalah Irian Jaya.
Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.
Detasemen
Jala Mengkara
Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut.
Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps
Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984.
Korps Wanita
Angkatan Laut
Korps Wanita Angkatan Laut (disingkat Kowal) merupakan bagian
dari TNI Angkatan Laut,
dan setiap tanggal 5 Januari diperingati
sebagai Hari jadi Kowal.
Polisi
Militer Angkatan Laut
Polisi Militer Angkatan Laut merupakan pelaksana fungsi kepolisian militer di
jajaran TNI Angkatan Laut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar