Kamis, 30 Januari 2014

Senjata Baru TNI yang Tidak dimiliki Tentara Negara Lain


“Senjata sumpit ini memang hebat dan tidak kalah dengan senjata api, pistol ataupun senapan. Oleh karenanya, satuan ini menjadi tertarik mengadopsinya menjadi salah satu peralatan tempur prajurit dan mengkombinasikannya dengan senjata organik militer mereka, Untuk dipergunakan bagi kepentingan tugas.”
Sebagai satuan tempur yang memang dalam kehidupan kesehariannya bergaul dengan senjata mematikan untuk membunuh musuh, maka Yonif 600/Raider yang bermarkas di Kalimantan ini terinspirasi oleh senjata yang biasa dipergunakan oleh Suku Dayak di pedalaman Kalimantan. Senjata Sumpit yang biasa diguakan oleh Suku Dayak ini untuk berburu binatang, dengan menggunakan anak sumpil yang ujungnya diberi racun dari ramuan getah tumbuh-tumbuhan dan bisa binatang buas, dapat menimbulkan efek kematian yang relatif singkat pada sasaran yang disumpitnya.
Realisasinya, pada Pebruari 2003 satuan ini membentuk “Tim Sumpit”, yang
personelnya diambil dari para prajurit batalyon keturunan asli Dayak. Sebulan kemudian,Yonif 600/Raider mendatangkan pelatih dari tokoh Dayak Pedalaman yang terkenal dengan sumpit beracunnya untuk melatih 25 orang prajurit tentang cara penggunaan sumpit dan pembuatan racun yang dipakai untuk anak sumpit.
Memang, sebelum masuk menjadi tentara, kedelapan puluh lima orang prajurit itu sudah terbiasa menggunakan sumpit dalam kehidupan sehari-harinya untuk berburu hewan di hutan. Namun didalam penggunaan ramuan yang dipakai untuk anak sumpit berbeda-beda, karena mereka berasal dari bermacam-macam Suku Dayak. Agar terdapat kesamaan dalam penggunaan ramuan racun anak sumpit, yang menghasilkan racun yang sangat bagus, mematikan dan ccpat rcaksinya, makamercka dibimbing sclama tiga bulan oleh para tokoh Suku Dayak pedalaman Kalimantan itu. Selain itu, mereka juga mendapat pelatihan tentang bagaimana cara membawa dan teknik menggunakan senjata sumpit di medan pertempuran, mengingat mereka juga harus tetap membawa perlengkapan perorangan, termasuk ransel dan sejata api.
Setelah latihan selesai, lalu keduapuluhlima orang prajurit itu disebar kekompi-kompi dan pada setiap seminggu sekali mereka memberikan pelatihan kepada rekan-rekannya yang lain, agar seluruh anggola Yonif 600/ Raider mampu menggunakan sumpit.
Inisiatif dan upaya keras untuk menjadikan Sumpit sebagai senjata prajurit ini ternyata tidaklah sia-sia. Terbukti saat Yonif 600/ Raider bertugas ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) 2004¬2005, personel Tim Sumpit yang disebar ke dalam tiap-tiap tim, dengan pembagian di setiap tim terdapat tiga hingga empat orang prajurit berkemampuan menggunakan senjata Sumpit, berhasil membunuh empat orang. pemberontak GAM, sekaligus menyila empat pucuk senjata AK-47 yang mereka pakai.
Ceritanya, pada Pebruari 2004 saat “Tim Anas-1 Kipan A Yonif 600/Raider yang dipirnpin Lettu Inf Mulyadi melaksanakan penyergapan di Kampung Blang Sukun, Pidie. Ketika itu, tim dibagi menjadi empat kelompok, salah sulu tim dipimpin Oleh Kopda Impung Upai, salah satu personel “Tim Sumpit, yang jabatan sehari-harinya di satuan adalah sebagai Tamtama Penembak SMR (Senapan Mesin Ringan).
Sebelum kelompok lain masuk kedudukan, Kelompok-4 yang dipinpin Kopda Impung Upai, putra asli Dayak kelahiran Datah Bilang, Tenggarong 6 .luli 1977  ini adalah kelompok yang pertama kali masuk kedudukan. Saat akan masuk, terlihat satu orang pos tinjau GAM lengkap dengan senjata AK 47 sedang berjaga-jaga. Agar gerakan tetap rahasia dan kehadiran pasukan tidak diketahui musuh, Kopda Impung Upai lalu melumpuhkan pos tinjau tersebut dengan menggunakan sumpit. Anak sumpit tepat mengenai leher bagian belakang anggota GAM itu. Tidak lebih dari 10 detik, orang itu roboh dengan tidak menimbulkan suara berisik . Senjata lain mereka ambil. Dengan tewasnya pos tinjau GAM tersebut, kelompok lain dari pasukan Yonif 600/Raider dapat masuk kedudukan dengan aman tanpa diketahui GAM dan penyergapanpun dapat dilaksanakan dengan sukses tanpa ada korban dari pihak kawan.
Raider menggunakan sumpit sebagai senjata mematikan untuk menghadapi musuh di dalam penugasan inilah, yang merupakan ciri khas Yonif 600/Raider dan membedakan satuan kami dengan satuan raider lainnya di Indonesia” Danyonif 600/Raider letkol Inf R. Haryono. Penggunaan sumpit memang sangat cocok untuk pasukan raider, yang salah satu semboyannya adalah “senyap dalam bergerak”. Selain untuk menjaga kerahasiaan gerak pasukan,juga untuk “bunuh senyap”. Keberadaan senjata sumpit terasa tepat menggantikan fungsi senjata berperedam, yang Iebih diperuntukkan bagi aksi pertempuran kota atau Pertempuran .larak Dekat (PJD) dan tidak dipergunakan untuk medan-medan penugasan berupa hutan.
Dengan mempelajari kesuksesan penggunaan sumpit di medan tugas, maka sampai sekarang Yonif 600/Raider tetap memelihara kemampuan personelnya dalam menggunakan sumpit dan menjadikan penggunaan sumpit sebagai kualipikasi seluruh personel Yonif 600/Raider, sekaligus melakukan regenerasi personel Tim Sumpit dengan merekrut para prajuril batalyon yang berasal dari etnis Dayak. Suku Dayak mengenal berbagai macam senjata yang biasa digunakan untuk berburu dan berperang pada zaman dahulu atau untuk kegunaan sehari-hari, seperti di ladang. Misalnya sumpitan (sipet), mandau, lonjo (tombak), perisai (telawang), dan taji.
Senjata sumpit berupa buluh dari batang kayu bulat sepanjang 1,9 meter hingga 2,1 meter. Sumpit harus terbuat dari kayu keras seperti kayu ulin, tampang, lanan, berangbungkan, rasak, atau kayu plepek. Diameter sumpit dua hingga tiga sentimeter yang berlubang di bagian tengahnya, dengan diameter lubang sekitar satu sentimeter. Lubang ini untuk memasukkan anak sumpit atau damek. Secara tradisional, kalau ingin tepat sasaran dan kuat bernapas, panjang sumpit harus sesuai dengan tinggi badan orang yang menggunakannya, Bagian yang paling penting dari sumpitan, selain batang sumpit, yaitu pelurunya atau anak sumpitnya yang disebut damek. Ujung anak sumpit runcing, sedang bagian pangkal belakang ada semacam gabus dan sejenis dahan pohon agar anak sumpit melayang saat menuju sasaran.Racun damek oleh etnis Dayak Lundayeh disebut parir. Racun yang sangat mematikan ini merupakan campuran dari berbagai getah pohon, ramuan tumbuhan serta bisa binatang seperti ular dan kalajengking. Selain beracun, kelebihan yang dimiliki senjata ini dibandingkan dengan senjata khas Dayak lainnya, yakni kemampuan mengenai sasaran dalam jarak yang relatif jauh. Jarak efektif bisa mencapai puluhan meter, tergantung kemampuan si penyumpit. Selain itu, senjata ini juga tidak menimbulkan bunyi. Unsur senyap ini sangat penting saat mengincar musuh maupun binatang buruan yang sedang lengah.

TNI bersama rakyat





Banjir yang sempat menggenangi berbagai wilayah di Jakarta mulai surut. Warga pun mulai disibukkan dengan kegiatan bersih-bersih rumah. Meski sudah surut, warga belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, TNI Angkatan Darat (AD) menyalurkan bantuan di beberapa wilayah Jabodetabek.
"Hari ini kami akan menyalurkan bantuan di 6 titik yang ada di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman, di Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2014).
Berbagai bantuan itu, di antaranya mi instan, air minum, beras, biskuit, popok bayi, bubur, pakaian, selimut, minyak goreng, sosis, gula pasir, sarden, makanan cepat saji, dan alat mandi.
"Bantuan ini tidak hanya berasal dari TNI AD, tapi berasal dari donasi yang diberikan oleh para pengusaha dan perorangan," lanjutnya.
Budiman menjelaskan, bantuan tetap diberikan meski banjir sudah surut karena warga masih disibukkan dengan kegiatan membersihkan rumah mereka. Warga belum bisa kembali bekerja dan memenuhi kebutuhannya.
"Kita memberi bantuan paling tidak memberi cadangan untuk saudara kita yang membersihkan rumah dan kembali dari pengungsian belum mengurus dirinya sendiri," ucapnya.
Selain itu, dapur lapangan dan posko kesehatan juga disiapkan untuk melayani kebutuhan para pengungsi. "Personel yang diterjunkan juga tidak hanya dari wilayah, tapi satuan tempur, seperti batalion, detasemen, dan brigade juga sudah diterjunkan," tandas Budiman. 

TUGAS TNI ANGKATAN UDARA













a. Dalam menjamin kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, TNI Angkatan Udara bertugas :
1) Melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan.
2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi.
3) Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara.
4) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.
b. Pelaksanaan tugas diatas diwujudkan dalam kegiatan operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP) meliputi :
1) Operasi Militer untuk Perang terdiri atas :
a) Operasi Pertahanan Udara, meliputi kegiatan Operasi Hanud Aktif dan Operasi Hanud Pasif.
b) Operasi Serangan Udara Strategis, meliputi kegiatan Operasi Pengamatan dan Pengintaian Udara Strategis, Operasi Penyerangan Udara dan Operasi Perlindungan Udara.  
c) Operasi Lawan Udara Ofensif, meliputi kegiatan Operasi Penyerangan dan Operasi Perlindungan Udara. 
d) Operasi Dukungan Udara, meliputi kegiatan Operasi Penyekatan Udara, Operasi Serangan Udara Langsung, Operasi Pengungsian Medis Udara, Operasi Angkutan Udara, Operasi Patroli Udara, Operasi Pengintaian Udara Taktis, Operasi Pengisian Bahan Bakar di Udara, Operasi Perlindungan Udara, Operasi SAR Tempur, Operasi Pengamanan Alutsista, Operasi Bantuan Tembakan Udara dan Operasi Khusus.  e) Operasi Informasi, meliputi kegiatan Operasi Lawan Informasi Ofensif dan Operasi Lawan Informasi Defensif.
2) Operasi Militer Selain Perang (OMSP) berupa Operasi Pertahanan Udara, Operasi Dukungan Udara dan Operasi Informasi, dalam rangka :  
a) Mengatasi gerakan separatis bersenjata.
b) Mengatasi pemberontakan bersenjata.
c) Mengatasi aksi terorisme.
d) Mengamankan wilayah perbatasan.
e) Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis.
f) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri.
g) Mendukung mengamankan Presiden dan Wakil Presiden RI beserta keluarganya.
h) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini dalam rangka sistem pertahanan semesta.
i) Membantu tugas pemerintahan di daerah.
j) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang.
k) Mendukung mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan asing yang sedang berada di Indonesia.
l) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan.
m) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).
n) Membantu pemerintah untuk pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.

Rabu, 29 Januari 2014

Marinir Nasional

Korps marinir Indonesia

Lambang Korps Marinir

Korps Marinir adalah salah satu Kotama (Komando Utama TNI Angkatan Laut). Dalam struktur organisasi TNI AL, Korps Marinir adalah sebuah Kotama sejajar dengan Kotama lain seperti Koarmatim, Koarmabar, Kolinlamil, Kobangdikal, Seskoal dan AAL. Cikal bakal Korps Marinir bermula dari tanggal 15 November 1945, di mana nama Corps Mariniers tercantum dalam Pangkalan IV ALRI Tegal sehingga tanggal ini dijadikan sebagai hari lahir Korps Marinir. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan No. A/565/1948 pada tanggal 9 Oktober 1948 ditetapkan adanya Korps Komando di dalam jajaran Angkatan Laut. Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) kembali menggunakan nama Korps Marinir sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 tanggal 15 November 1975.
KORMAR memiliki slogan Jalesu Bhumyamca Jayamahe,bermaksud Di Laut dan Darat Kita Jaya.
Markas Korps Marinir terletak di Jalan Kwitang, Jakarta Pusat. Korps Marinir terdiri dari tiga brigade infrantri marinir. Satuan elit marinir TNI-AL dinamakan Batalyon Intai Amfibi (Taifib) dan satuan anti-teror marinir TNI-AL dinamakan Detasemen Jala Mengkara (Denjaka).

Pembagian Satuan Korps Marinir

Saat ini kekuatan Korps Marinir TNI AL terbagi menjadi 2 Pasukan Marinir (Pasmar I dan Pasmar II) yang masing-masing dipimpin oleh seorang Komandan Pati Marinir Bintang Satu (Brigjen TNI Marinir). Setiap Pasmar membawahi Brigade Infanteri Marinir, Resimen Bantuan Tempur Marinir (Menbanpurmar), Resimen Artileri Marinir (Menartmar) dan Resimen Kavaleri Marinir (Menkavmar). Brigade Infanteri Marinir yang ada sekarang 3 Brigade melingkupi 9 Batalyon Infanteri Marinir.
·         Pasukan Marinir 1, berkedudukan di Gedangan, Sidoarjo
·         Brigade Infanteri 1/Marinir, berkedudukan di Sidoarjo
·         Resimen Artileri 1/Marinir membawahi :
1.     Batalyon Artileri 3/Marinir
2.     Batalyon Arhanud 1/Marinir
3.     Batalyon Howitzer 1/Marinir
4.     Batalyon Roket 1/Marinir
·         Resimen Kavaleri 1/Marinir membawahi :
1.     Batalyon Ranratfib 1/Marinir
2.     Batalyon Tankfib 1/Marinir
3.     Batalyon Kapa 1/Marinir
·         Resimen Bantuan Tempur 1/Marinir membawahi :
1.     Batalyon Angmor 1/Marinir
2.     Batalyon Komlek 1/Marinir
3.     Batalyon Bekpal 1/Marinir
4.     Batalyon Zeni 1/Marinir
5.     Batalyon Kesehatan 1/Marinir
6.     Batalyon Provoost 1/Marinir
·         Pangkalan Marinir Surabaya membawahi :
1.     Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan V
2.     Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VI
3.     Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VII
4.     Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VIII
5.     Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan IX
6.     Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan X
7.     Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XI
·         Pasukan Marinir 2, berkedudukan di Cilandak, Jakarta Selatan
·         Brigade Infanteri 2/Marinir, berkedudukan di Cilandak, Jakarta Selatan.
·         Resimen Artileri 2/Marinir membawahi :
1.     Batalyon Arhanud 2/Marinir
2.     Batalyon Howitzer 2/Marinir
3.     Batalyon Roket 2/Marinir
·         Resimen Kavaleri 2/Marinir membawahi :
1.     Batalyon Ranratfib 2/Marinir
2.     Batalyon Tankfib 2/Marinir
3.     Batalyon Kapa 2 Marinir
·         Resimen Bantuan Tempur 2/Marinir membawahi :
1.     Batalyon Angmor 2/Marinir
2.     Batalyon Komlek 2/Marinir
3.     Batalyon Bekpal 2/Marinir
4.     Batalyon Zeni 1/Marinir
5.     Batalyon Kesehatan 2/Marinir
6.     Batalyon Provoost 2/Marinir
·         Pangkalan Marinir Jakarta membawahi :
1.     Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan I
2.     Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan II
3.     Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan III
4.     Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan IV
·         Brigade Infanteri 3/Marinir, berkedudukan di Piabung, Lampung.
·         Regu Pandu Tempur
·         Batalyon Intai Amfibi, Pasukan khusus Pasmar 1 Marinir
·         Batalyon Intai Amfibi, Pasukan khusus Pasmar 2 Marinir
·         Komando Latih Marinir membawahi :
1.     Pusat Pelatihan Tempur Marinir 01/
2.     Pusat Pelatihan Tempur Marinir 02/
3.     Pusat Pelatihan Tempur Marinir 03/
4.     Pusat Pelatihan Tempur Marinir 04/Purboyo, Malang
5.     Pusat Pelatihan Tempur Marinir 05/Asembagus, Situbondo
6.     Pusat Pelatihan Tempur Marinir 06/
7.     Pusat Pelatihan Tempur Marinir 07/
8.     Pusat Latihan Pendarat Amfibi & Kesiapan Tempur
9.     Pusat Latihan Pasukan Pendarat (Puslatpasrat)
·         Pusat Pendidikan Marinir Kobangdikal membawahi :
1.     Pusat Pendidikan Infanteri Marinir
2.     Pusat Pendidikan Artileri Marinir
3.     Pusat Pendidikan Kavaleri Marinir
4.     Pusat Pendidikan Bantuan Tempur Marinir

Komandan Korps Marinir TNI-AL

Daftar Komandan Korps Marinir sejak awal pembentukannya
Pangkat
Nama
Dari
Sampai
Keterangan
1945
1950
1950
1961
1961
1968
1968
Juli 1977
Mei 1983
Mei 1983
Januari 1987
Januari 1987
Agustus 1990
Agustus 1990
November 1992
Desember 1992
April 1994
April 1994
Februari 1996
Februari 1996
1999
sekarang

Peristiwa yang melibatkan Korps Marinir

·         Anggota KKO Sersan Dua Anumerta KKO Usman Janatin dan Kopral Dua Anumerta KKO Harun Thohir terlibat pengeboman di Singapura dalam Konflik Dwikora ahkirnya yang bersangkutan di hukum mati oleh pemerintah Singapura. Keduanya dianugerahi Bintang Sakti dan diangkat sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah. Jenazahnya dikembalikan ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
·         Angggota KKO yang di pimpin Kapten KKO Winanto melakukan pengangkatan jenazah para Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya, terkait peristiwaG30S/PKI. Kemudian ia dianugerahu Bintang Kartika Eka Paksi oleh TNI Angkatan Darat.